Rapat Kerja PCM Jagakarsa mengangkat isue Transformasi Mengelola Organisasi Muhammadiyah di Daerah Perkotaan

jakselmu.id – Cikeretek Sukabumi ; Saat ini Persyarikatan Muhammadiyah memasuki abad ke-2. Sudah tentu tantangan yang dihadapi semakin banyak dan beragam. Abad pertama Muhammadiyah ibarat seperti sebuah truk kontainer yang isinya belum terlalu banyak sehingga jalannya masih ringan dan cepat, tetap fokus kedepan tapi bisa melihat kekiri dan kekanan Masuk abad ke 2 Muhammadiyah sudah seperti truk kontainer yang isinya sudah semakin banyak dan semakin beragam macamnya sehingga jalannya menjadi lambat. Sehingga sang supir harus menjaga keseimbangan supaya bisa jalannya tidak oleng dan bisa selamat sampai tujuan. Sang supir sudah tidak leluasa lagi bisa melihat apa yang terjadi disisi kiri dan kanannya.

Kondisi abab ke-2 saat ini Muhammadiyah dalam kondisi keberadaan amal usaha semakin banyak baik Amal usaha di bidang dakwah Islam, pendidikan, kesehatan maupun sosial ( core bisnis ) yang tampak terlihat masyarakat. Ada yang mengatakan Muhammadiyah saat ini baru berdakwah pada tataran amar makruf saja belum pada nahi mungkarnya. Kritik dan sindiran seperti ini memang sering kami dengar, hal ini disampaikan Syahrul Hasan sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta di sela-sela acara rapat kerja pimpinan cabang Muhammadiyah Jagakarsa Kamis kemarin.

Lanjut Syahrul Hasan, kota jakarta tentu saja tingkat heterogennya sangat tinggi. Tidak bisa disamakan memimpin Muhammadiyah di Jakarta dengan Jawa Barat misalnya. Latar belakang para pemimpin Muhammadiyah di Jakarta sangat unik dengan keanekaragaman suku dan karakter yang menyertainya, sehingga butuh waktu untuk menyamakan persepsi untuk cepat mengambil kebijakan yang tepat. Muhammadiyah di Jawa Barat tingkat heterogennya sangat minim sehingga lebih mudah dalam penyamaan persepsi dan dapat cepat menentukan langkah dan sikap organisasi.

Begitu juga dalam mengelola Muhammadiyah di Jakarta Selatan juga berbeda dengan Muhammadiyah di Jakarta Utara, Barat atau pun Jakarta pusat sekalipun. Karakteristik dan masalah wilayah nya berbeda-beda. Jakarta Selatan dikenal daerah yang hijau, pemukiman masih ada sinar matahari yang masuk dan airnya masih bagus. Jakarta utara, Barat berlaku sebaliknya pemukiman padat jarang ada cahaya matahari yang masuk, sanitasi buruk.

Oleh karena itu treatment atau solusi pengembangan dakwah muhammadiyah masing-masing Daerah tidak bisa sama. Begitu juga kondisi Cabang Muhammadiyah, ada Cabang Muhammadiyah dengan basis komunitas masyarakat ada juga Cabang berbasis Amal Usaha Muhammadiyah. Oleh karena itu dalam rapat penyusunan program kerja ini dalam membuat program sesuaikanlah dengan potensi, peluang dan kekhasan cabang masing-masing.

Diakhir pemaparan Syahrul Hasan kembali mengingatkan kepada seluruh Pimpinan Persyarikatan baik di tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting untuk aware tentang status Jakarta saat ini bukan sebagai ibukota negara tetapi sudah menjadi  menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Kemudian juga perhatian terhadap isue isue kota Jakarta 20-30 tahun kedepan. Salah satu contoh isue  menarik menurut para ahli, kota Jakarta di tahun 2050 permukaan air laut semakin tinggi akibat pemanasan global dan turunnya permukaan tanah karena pemakaian air tanah yang berlebihan. Di prediksi tahun 2050 bibir pantai Jakarta sudah sampai daerah Ciputat tangerang selatan. Artinya sebagian jakarta akan tenggelam kalau isue lingkungan banyak diabaikan saat ini. Oleh karena itu peran-peran Muhammadiyah untuk lebih sering bicara soal pembelaan terhadap lingkungan bisa dimulai dari para anggotanya minimal dengan mengurangi konsumsi air tanah dan kembali memulai gerakan menanam pohon.

Rapat Kerja Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jagakarsa selain dihadiri oleh seluruh pengurus, dan Pimpinan Cabang Aisyiyah juga dihadiri oleh Edy Sukardi selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan. Sukses untuk PCM Jagakarsa semoga semakin berkemajuan dengan cara tegakkan sistem, buatlah SOP untuk menghindari turbulensi bilamana suatu saat itu dapat terjadi didalam mengelola organisasi sebesar Muhammadiyah.

Share the Post:

Related Posts