Prof. Din: Muhammadiyah Adalah Islam Yang Proposionalis

Jakselmu.id | Jakarta. – Seakan bernostalgia kembali, ketika mengisi acara sebagai narasumber pada Malam bina ilmu dan takwa (Mabit) di Masjid At-Taqwa yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh dan Tarjih Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebayoran Baru Jakarta Selatan Jum’at s/d Sabtu, (31-01/05-06/24).

Adapun yang menjadi narasumbernya adalah, mantan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) dua periode yaitu Prof. Dr. H. Din Samsuddin, M.A yang dahulu pernah menjadi dosen di IKIP Muhammadiyah Jakarta, (kini Uhamka).

Dalam kenangannya Prof. Din menceritakan bahwa, sekitar tahun 1982 hingga tahun 1986 beliau kerap kali mengisi acara pengajian di Masjid At-Taqwa hanya pada malam hari, namun kini makin maju dan berkembang, karena sudah ditambahkan dengan Shalat malam serta dilanjutkan dengan Shalat Subuh dan pemberian tausiyah sesudahnya.

Saat memberikan tausiyah, Prof. Din mengungkapkan  mengapa Muhammadiyah itu identik dengan Islam berkemajuan, “Kalau kita melihat sejarah berdirinya Muhammadiyah, pendiri Muhammadiyah yakni KH. Ahmad Dahlan telah menggagas tentang hal itu, hanya namanya saja tidak berkemajuan namun, secara esensi maknanya tetap sama, yakni memajukan umat Islam dari kebodohan, keterbelakangan  dan ketertinggalan” terang Prof. Din.

Menurut Prof. Din, sebenarnya kata Islam itu tidak perlu ditambah lagi dengan kata lain di belakangnya, seolah Islam itu tidak Universal, seakan ada predikat ruang dan waktu, namun kalau mau diberi predikat “Islam Berkemajuan” haruslah bersifat tentatif atau hanya untuk sementara saja.

Karena, lanjut Prof. Din saat ini banyak Organisas massa Islam yang hanya menangkap Abu Islamnya saja dan belum banyak yang menangkap Api Islam nya tersebut, dan ajaran Islam hanya menjadi kegiatan ritual semata belaka.

Untuk itu, tambah Prof. Din Muhammadiyah harus ambil peranan dalam segala aktifitas kegiatannya dimana, Muhammadiyah tidak harus seperti Ormas Islam yang lain yang sibuk dengan ritual, Wiridan, Tahlilan serta Istighosahan namun, justru harus sibuk melaksanakan segala macam aktifitas kegiatannya, sebagai etika dalam menjaga akhlak amaliahnya.

“Islam Muhammadiyah adalah Islam yang Proposionalis dan bukan Islam yang Minimalis, seperti anggapan Ormas Islam lain selama ini,” tutur Prof. Din.

“Karena tidak melakukan kegiatan yang hanya menghasilkan kepuasan batin Individual semata, namun Muhammadiyah  selalu melakukan kegiatan dengan Etika dan etos kerja yang berkemajuan untuk sesama,” terangnya.

“Tidak selamanya nomor menjadi berbilang, namun kebermanfaatan ditengah Masyarakatlah yang menjadi tujuan, ini yang menyebabkan jumlah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dibidang Sosial, Pendidikan, dan Kesehatan terus bertambah, sebagai akibat dari banyaknya tanah wakaf yang diberikan kepada Muhammadiyah, karena makin meningkatnya kepercayaan dari masyarakat,” jelasnya.

“Semoga saja, sekolah Muhammadiyah dapat mengisi kekosongan rohani yang tidak didapatkan di sekolah negeri, dan semoga pula manfaat dari Mabit serta Tahajud ini dapat membuat Iman dan taqwa makin bertambah,” pungkas Prof. Dr. H. Din Samsuddin, M.A.

(Wan)

 

Share the Post:

Related Posts