Jakselmu.id | Jakarta. – Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan.”(HR. Muslim), demikian sabda Rasulullah SAW, dimana Allah SWT menganugerahi manusia dengan fitrah mencintai keindahan. Karena tidak mungkin keindahan itu dilarang oleh Allah SWT. Dan Tidak mungkin pula seni itu dilarang oleh Allah, kecuali jika ada unsur Syariat yang dilanggar menyertai seni tersebut.

Terkait dengan kesenian, Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Selatan menyelenggarakan Kajian Tarjih bertema “Ekspresi Seni Perspektif Tarjih Muhammadiyah” yang bertempat di Masjid Al-Muhajirin, Jl. Tebet Barat X C No 11, Jakarta Selatan Ahad/Minggu (21/09/25).

Acara ini menghadirkan Narasumber Dr. Saiful Bahri, MA, Ketua MTT Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta, dan kajian ini bertujuan membuka ruang dialog konstruktif mengenai posisi seni dalam kerangka pemikiran Tarjih Muhammadiyah sebagai sebuah Ijtihad yang menekankan rasionalitas, kemurnian akidah dan kemaslahatan umat.

Turut hadir dalam kegiatan acara ini Ketua PDM Jakarta Selatan Dr. H. Edy Sukardi, M.Pd. Ketua MTT PDM Jakarta Selatan Dr. H. Fakhrurazi, M.A, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tebet Barat Ustadz H. Zainal Abidin Lc, dan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhajirin Ustadz H. Fadhil Arsil, S.Kom.

Dalam kajiannya Dr. Saiful mengatakan bahwa, Berkesenian dan berkebudayaan merupakan bagian dari Mu’amalah dunyawiyah yang memiliki kaidah yang longgar (fleksibel), karena asal dari Mu’amalah adalah Mubah (boleh) kecuali terdapat dalil yang melarangnya (mengharamkannya). Dengan demikian maka Berkesenian dan berkebudayaan pada prinsipnya adalah, selama tidak ada dalil yang melarangnya maka dibolehkan dan hal-hal yang bersifat Mubah (boleh) seharusnya dikerjakan secara proporsional. Jika dilakukan secara berlebihan atau melampaui batas, maka hukumnya menjadi Makruh hingga menjadi Haram.

“Berdasarkan Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih ke-22 tahun 1995 ditetapkan bahwa karya seni hukumnya Mubah (boleh) selama tidak mengarah atau mengakibatkan pada kerusakan, bahaya, kedurhakaan dan menjauhkan dari Allah SWT,” terang Dr. Saiful.

“Oleh karena itu, setiap Warga Muhammadiyah baik dalam menciptakan maupun menikmati Seni dan Budaya selain dapat menumbuhkan perasaan halus dan keindahan, dapat juga menjadikan Seni dan Budaya sebagai mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadikannya sebagai media atau sarana dakwah untuk membangun kehidupan yang berkeliaran,” tutup Dr Syaiful Bahri, MA. (Wan)

Share the Post:

Related Posts