Oleh : Ahmad Said Matondang ( Ketua PCM Kebayoran Baru )
Suatu ketika seorang ulama berjalan melewati seseorang yang tertidur di bawah pohon yang rindang. Tiupan angin sepoi-sepoi membuat orang tersebut terlelap dalam tidurnya yang menyebabkan mulutnya ternganga. Tiba-tiba seekor ular kecil melompat kedalam mulut orang itu. Melihat kejadian tersebut, Sang Ulama berupaya mengeluarkan ular dari dalam tubuh orang yang tertidur dengan memukuli perutnya. Tentu saja orang itu terbangun dan kaget. Mengapa ada orang yang tiba-tiba memukulinya seraya bertanya dan menghindar pukulan si Ulama. Bukannya menjawab, Sang ulama malah memasukkan tomat busuk yang berada disekitarnya. Orang itu bertambah kaget dan terengah-engah hingga ia memuntahkan isi perutnya.
Saat itulah orang itu kaget, ketika melihat seekor ular keluar bersama isi perutnya. Ia bingung harus marah atau berterima kasih kepada Sang Ulama. Sang Ulama berkata, “Aku tidak menjawab pertanyaanmu tadi, karena aku khawatir bila aku beritahu, kamu akan pingsan dan ketakutan sehingga aku tidak bisa mengeluarkan ular dari dalam perutmu”.
Kisah tersebut adalah metafora bahwa Allah swt sering kali menyelamatkan manusia melalui “pukulan-pukulan” yang terlihat seperti menyiksa dan menjadikan manusia menderita. Puasa adalah salah satu siksaan dan penderitaan yang Allah swt timpakan kepada manusia. Dengan puasa, manusia disiksa dengan beratnya lapar dan haus. Dengan beratnya lapar dan haus yang dialami manusia, Allah swt berusaha mengeluarkan ular-ular batiniyah yang bersarang di dalam diri manusia. Ular-ular kesombongan karena kekuasaan dan kekayaannya. Ular-ular kerakusan dan ketamakan untuk berkuasa serta mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Ular-ular kezaliman dengan melahirkan kebijakan yang menyengsarakan orang lain dan ular-ular hawa nafsu lainnya yang membahayakan manusia di dalam kehidupannya.
Sangat inspiratif