Oleh: Dr. Tjahjo Suprajogo, MSi

Dalam aktivitas sehari-hari terkait dengan pekerjaan, bulan Ramadhan dengan bulan lainnya tidak ada perbedaan yang mendasar. Mereka yang biasanya berkegiatan di kota apalagi seperti Jakarta tidak pernah berhenti dengan beragam kesibukan. Pagi sebelum subuh, mereka yang tinggal di Bogor, Bekasi, Tangerang dan sekitarnya harus berpacu agar tidak terlambat ke tempat tugas. Pulang lazimnya malam hari agar tidak terjebak kemacetan. Di bulan Ramadhan setidaknya ada sedikit pengaturan waktu datang dan usai kerja. Tentu kesempatan ini sangat berharga bagi mereka agar dapat berkumpul saat takjil dan ifthar.

Agenda Ramadhan memiliki keistimewaan seperti saat berbuka puasa, sholat wajib, qiyamul lail berjama’ah, tadarus dan tadabbur al Qur’an, bersedekah, memberikan makanan bagi orang yang berpuasa dan sebagainya. Keluarga tempat yang pertama dan utama bagi berlangsungnya kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak-anak dan remaja kita mendapatkan momentumnya di bulan Ramadhan. Keharusan memanfaatkan momen ini mengingatkan kita akan arti penting keluarga. Rasulullah  bersabda:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

“Sebaik-baik kalian (suami) adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku”. (HR. At-Tirmidzi)

Ayah dan bunda pemimpin di keluarga akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Ta’ala atas pengasuhan dan pendidikan anak-anak dan remaja kita. Rasulullah telah bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya” (HR al-Bukhari)

Sudahkah kita sebagai ayah dan bunda menjalankan tugas dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anak dan remaja kita? Mari di bulan Ramadhan ini kita satu per satu mencek.

  1. Mengajak putra putri kita untuk melaksanakan dan menegakkan sholat. Allah telah berfirman dalam surah Thaaha ayat 132:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.

Kita harus prihatin apabila di tengah-tengah keluarga masih ada anggota keluarga yang    belum melaksanakan dan menegakkan sholat.

  1. Mendoakan anak-anak dan keturunan kita agar menjadi insan yang bertaqwa. Allah sudah mengajarkan agar kita sebagai orangtua mendoakan anak-anak dan keturunan kita, salah satu doanya di dalam surah al Furqan ayat 74 adalah sebagai berikut:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

“Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

  1. Disamping mendoakan mereka juga mengajak anak-anak dan remaja kita membiasakan diri untuk selalu berdoa kepada Allah Ta’ala. Mendoakan dirinya sendiri dan tentunya untuk kedua orangtuanya. Firman Allah dalam surah al Isra ayat 23-24:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

Sebagai orangtua tentu sangat menginginkan didoakan oleh anak-anak dan remaja sholih dan sholihah kita. Sabda nabi yang sudah seringkali kita mendengarkannya:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ،

أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya,” (HR Muslim).

  1. Membimbing anak-anak dan remaja kita untuk berkata-kata dan bersikap yang lemah lembut kepada orangtua. Tidak justru mereka melontarkan kata-kata buruk, kotor dan sikap menyakitkan hati. Kiranya anak-anak dan remaja kita selalu merendahkan hati di hadapan orangtua
  2. Mempelajari dan mengajarkan al Qur’an mengingat orang terbaik diantara kita adalah yang mempelajari dan mengajarkan al Qur’an. Tentunya apalagi untuk anak-anak dan remaja kita sebagai anggota keluarga. Sabda rasulullah :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

  1. Meningkatkan diri dalam menjalankan puasa tidak sekedar menahan lapar, haus dan keinginan berhubungan suami istri. Namun dengan puasa kita menahan diri dari segala hal-hal yang sia-sia dan melalaikan diri dari ingat pada Allah Ta’ala. Antara lain mengurangi setahap demi setahap dan bahkan menghilangkan sama sekali dari menyibukkan diri dengan gawai (gadget) dan berbagai perangkat serupa. Rasulullah menyebutkan ciri bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan dan menanggalkan perkara-perkara yang tidak memberikan manfaat.

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Kita selaku orangtua harus membiasakan diri menggunakan HP sesuai dengan keperluan yang penting, sangat penting dan darurat. Ayah dan bunda tidak justru melazimkan memegang dan menyibukkan diri dengan gawai. Mengapa? karena anak-anak dan remaja kita akan melakukan apapun dari apa yang mereka lihat dari perilaku orangtua. Sebagaimana juga halnya ketika orangtua berkata-kata, maka mereka akan mengucapkan kata-kata seperti yang mereka dengar dan simak dari orangtua. Anak-anak dan remaja kita membutuhkan keteladanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *