Oleh : M. Fikri ( Sekretaris PCM Setiabudi Karet )

Mungkin kita mendapati di sekitar kita, ada yang ; terseret-seret menahan lapar dan haus dalam puasa ; ada yang berpuasa tapi padat harinya dengan urusan dunia ; ada yang berpuasa, mampu menjalankan tilawah sekedar menghiasi perjalanan puasanya ; Ada yang berpuasa, tak henti tilawah, qiyamullail nya semangat, infaqnya pun tak sedikit. dan berbagai macam level yang kita saksikan di sekitar kita, padahal kita makhluq yang sama dan mendapatkan perintah yang sama.

Tentu bukan taqdir yang menyebabkan tingkatan mereka berbeda. Karna Allah sudah memberikan pilihan dalam menjalankan kehidupa di Dunia.

فمن شاء فليؤمن و من شاء فليكفر

“Siapa yang memberikan potensi dirinya beriman, ia akan beriman, siapa yang memberikan potensi dirinya kufur, ia akan kufur” QS. Al-Kahf 29

Perbedaan kesemua level itu bukan terjadi dengan sendirinya, melainkan masing-masing pemegang amanah kehidupan itu telah menjalankan treatment ujian dari Allah dengan proses yang berbeda.

Sejak 14 abad yang lalu, Nabi Saw telah mengajarkan treatment itu yang dikemas dalam hadist yang singkat, yaitu treatment agar kita mencapai tingkat tertinggi dalam menjalankan ibadah.

Tentunya Treatment itu perlu kita jalani secara perlahan dan pasti akan mendapati tantangan-tantangan yang menghiasi di perjalanan itu.

عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِسْلَامِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَمَنْ أَحَبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ

Anas dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang niscaya dia akan mendapatkan manisnya Islam, yaitu: orang yang lebih mencintai Allah dan rasul-Nya daripada selain mereka berdua, orang yang mencintai seseorang karena Allah, dan orang yang tidak senang kembali kepada kekafiran sebagaimana ia membenci untuk dicampakkan ke dalam Neraka.”

Imam An Nasai 4903

Ketika seseorang hendak mendapatkan kecintaan dalam beribadah, menjalankan ibadah dengan kerinduan dan kenyamanan tanpa heban. Boleh melatih secara perlahan :

  1. Hendaknya Allah dan Rasul-Nya menjadi prioritas dalam apapun kondisi yang dihadapi.
  2. Tidak mencintai apapun, kecuali kecintaan itu berasaskan karna Allah dan Rasul-Nya.
  3. Hendaknya ia membenci kembali kepada kemaksiatan apapun yang pernah ia lakukan, sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke Neraka.

Itulah mungkin beberapa treatment singkat namun panjang prosesnya, jika seseorang hendak mendapatkan kualitas ibadah yang maksimal yang nyaman, manis tanpa beban.

Semoga Ramadhan kita berlalu dengan luasnya Ampunan Allah..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *