Oleh : Ahmad Said Matondang
Rasulullah saw bersabda, Siapa saja yang berpuasa Ramadhan karena Iman dan Ihtisab, niscaya Allah akan memberikan ampunan atas dosa-dosanya yang telah lalu.
Suatu ketika, Ali Bin Abi Thalib mendengar seseorang berkata, “Sungguh ketika aku berdosa, dengan beristighfar memohon ampun kepada Allah, niscaya semua dosaku akan diampuni oleh Allah swt. Serta merta Ali menjawab, “Celakah engkau. Istighfar adalah lafaz yang sangat mulia. Allah swt akan mengampuni dosamu bila diikuti dengan enam perbuatan.
Pertama:
Allah akan mengampuni dosa seorang hamba manakala ketika ia memohon ampun kepada-Nya, kemudian menyertainya dengan penyesalan yang mendalam atas dosa atau kesalahan yang pernah ia lakukan.
Saat Nabi Adam as memakan buah khuldi atas bujukan dan tipu daya Iblis, beliau menangis tersedu-sedu menyesali kesalahannya. Atas penyesalannya itu Nabi Adam as berdoa memohon ampunan dengan melafazkan “Robbana Zholamna Anfusana, Wa inlam tahgfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin. Hanya karena satu kesalahan, berpuluh hingga beratus tahun Nabi Adam as selalu melafazkan doa tersebut. Karena rasa penyesalan yang mendalam atas kesalahannya itu, Allah memberi ampunan kepada Nabi Adam as.
Namun sebaliknya ketika Iblis mendatangi Nabi Musa as dan berkata, ” Wahai Musa, tolong tanyakan kepada Allah, bagaimana caranya agar aku mendapatkan ampunanNya. Allah swt berfirman, “Wahai Musa, katakan kepada Iblis, jika Ia ingin mendapat ampunan-Ku, hendaklah ia sujud dimakam/kuburan Nabi Adam as”.
Ketika wahyu tersebut disampaikan, Iblis menjawab, ” Wahai Musa, katakan kepada Allah, ketika Adam hidup saja, aku tidak sudi sujud dihadapannya, apalagi sujud di makamnya”.
Oleh karena Iblis tidak pernah merasa berdosa bahkan tidak menyesali dosanya itu, Allah tidak memberikan ampunan kepadanya.
Kedua:
Allah akan mengampuni dosa seorang hamba apabila ia bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut.
Allah swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat semurni-murninya”.
Suatu hari Umar menemui Rasulullah dengan menangis. Rasulullah bertanya kepadanya, “Apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis?” Umar menjawab, “Sungguh hatiku merasa tersentuh oleh ratapan sorang pemuda yang ada dipintu rumahmu Ya Rasul”. Kemudian Rasulullah memerintahkan Umar untuk membawa pemuda itu.
Rasululullah bertanya, “Wahai Pemuda, apa yang menyebabkan engkau menangis dan meratap?”
Pemuda itu menjawab , “Wahai Rasulullah, yang membuat Aku menangis ialah banyaknya dosa yang terlanjur Aku lakukan! Aku takut bila Allah murka kepadaku!”
“Apakah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu ?” Tanya Rasulullah.”Tidak Y Rasul!” jawab pemuda itu. “Apakah engkau telah membunuh orang dengan tanpa hak?” tanya Rasulullah . “tidak !” jawab pemuda itu. “Allah akan mengampuni semua dosamu, meskipun dosamu itu sepenuh tujuh langit dan bumi!”.
Mendengar penjelasan Rasulullah, pemuda itu berkata, “Wahai Rasulullah, dosaku lebih besar dari tujuh langit dan gunung yang tegak berdiri!” Beliau menimpali, “Apakah dosamu lebih besar dari kekuasaan Allah?”.
“Dosaku lebih besar lagi !” ratap pemuda itu. “Apakah dosamu lebih besar dari Arsy?” beliau kembali bertanya. “Dosaku lebih besar dari itu !” jawab pemuda itu. “Apakah dosamu lebih besar dari Allah?” Tanya Rasulullah. “Allah tentu yang lebih besar dan lebih Agung , tapi aku malu kepadamu, Wahai Rasulullah”, jawab pemuda itu. Beliau bersabda, “Janganlah engkau malu, beritahukan dosamu!” pinta Rasulullah.
Akhirnya pemuda itu menceritakan dosa yang telah dikerjakannya, seraya berkata : “Wahai Rasulullah , sungguh Aku adalah seorang pemuda pembongkar mayat dalam kubur sejak tujuh tahun yang lalu. Suatu ketika ada seorang gadis putri seorang sahabat golongan Anshar yang meninggal dunia, maka aku membongkar kuburnya dan mengeluarkannya dari kafannya, karena tergoda bisikan syetan, aku menggaulinya. Tiba-tiba gadis itu berbicara, “Tidakkah engkau malu kepada Allah dan pada hari Dia meletakkan ‘kursi-Nya” untuk menegakkan hukum serta mengambil hak orang yang dianiaya dari orang yang telah menganiayanya? Mengapa engkau jadikan aku telanjang dihari penghimpunan kelak, dari orang- orang yang telah meninggal dunia? Mengapa engkau jadikan aku berdiri dalam keadaan junub diharibaan Allah? ” Mendengar cerita itu Rasulullah meloncat dan berkata dengan suara keras, “Wahai pemuda Fasiq, keluar dan jauh-jauhlah kamu dariku, tidak ada balasan yang pantas untukmu kecuali neraka!”
Pemuda itu keluar dengan menangis sejadi-jadinya . Ia menjauh dari khalayak ramai dan menuju ke padang pasir yang luas, dengan tidak mau makan dan minum sesuatupun, serta tidak bisa tidur sampai tujuh hari lamanya. Tubuhnya menjadi lemah dan lunglai, hingga ia jatuh tersungkur dipermukaan tanah berpasir yang maha luas itu.
Seraya meletakkan wajahnya dipasir sambil bersujud, ia berdoa dan meratap. “Wahai Tuhan, aku adalah hamba-Mu yang berdosa dan Bersalah. Aku telah datang ke pintu Rasul-Mu agar dia bisa menolongku di sisi-Mu. Namun ketika ia mendengar dosaku yang sangat besar, ia mengusir dan mengeluarkan aku dari pintunya. Kini aku datang kepintu-Mu, agar engkau berkenan menjadi penolongku di sisi Kekasih-Mu. Sesungguhnya engkau maha pengasih kepada hamba-hamba-MU.
Tak ada lagi harapanku kecuali kepada-Mu . Jikalau Engkau tidak mengampuniku, maka lebih baik kirimkan saja api neraka dari sisi-Mu, dan bakarlah aku dengan api itu didunia-Mu ini, sebelum aku engkau bakar diakhirat-Mu nanti!”
Sepeninggal pemuda itu, Rasulullah didatangi oleh malaikat Jibril , seraya berkata, “Wahai Rasulullah, Allah telah berkirim salam kepada-Mu!” Beliau menjawab salam Allah. Setelah itu malaikat Jibril kembali berkata, “Allah bertanya kepadamu, apakah kamu yang telah menciptakan para makhluk? ” Beliau menjawab , “Tentu saja tidak, Allah yang telah menciptakan semuanya!” “Allah juga bertanya kepadamu, Apakah kamu yang telah memberi rezeki kepada makhluk-makhluk Allah?” malaikat jibril kembali bertanya. “Tentu saja Allahlah yang telah memberi rezeki kepada mereka , bahkan juga kepadaku!” jawab beliau. “Apakah kamu yang berhak menerima taubat seseorang?” kembali malaikat Jibril bertanya. “Allahlah yang berhak menerima dan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya!’ jawab beliau.
Malaikat jibril kemudian berkata , “Allah telah berfirman kepadamu, “ Telah aku kirimkan seorang hamba-Ku yang menerangkan satu dosanya kepadamu, tapi mengapa engkau berpaling darinya dan sangat marah kepadanya? Lalu bagaimana keadaan orang-orang mukmin besok, jika mereka datang padamu dengan dosa yang lebih besar dari gunung? Kamu adalah Utusan-Ku yang aku utus sebagai rahmat untuk seluruh alam, maka jadilah engkau orang yang berkasih sayang kepada orang-orang beriman dan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa. Maafkanlah kesalahan hamba-Ku, karena aku telah menerima taubatnya dan mengampuni dosanya”.
Mendengar teguran Allah, Rasulullah mengutus beberapa orang sahabatnya untuk menemui pemuda yang pernah diusirnya. Akhirnya mereka menemukannya dan merekapun memberikan kabar gembira tentang ampunan Allah kepadanya.
Lalu mereka membawa pemuda itu kepada Rasulullah , dan kebetulan saat mereka sampai Rasulullah sedang mengerjakan Shalat. Maka merekapun segera bermakmum dibelakangnya. Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah Rasulullah membaca surat At- Takasur baru saja beliau sampai ayat “ Hatta zurtumul maqabir (sampai kamu masuk kedalam kubur),” maka pemuda itu menjerit keras dan jatuh. Ketika telah selesai Shalat, mereka mendapati ternyata pemuda itu telah meninggal dunia. Allah berkenan menerima taubatnya dan memasukkannya kedalam kelompok hamba Allah yang shaleh
Ketiga:
Allah akan mengampuni dosa seorang hamba apabila ia mengganti perbuatan-perbuatan maksiatnya dengan perbuatan-perbuatan baik.
Allah swt berfirman: Sungguh kebaikan-kebaikan itu menghapus dosa-dosa maksiat
Suatu ketika Fudhail bertanya kepada seorang laki-laki, ” Berapa tahun usiamu sekarang?”. “Enam puluh tahun,” jawab lelaki itu. “Berarti sejak 60 tahun yang lalu kamu sudah menempuh perjalanan menuju Allah dan mungkin saja kamu hampir tiba” kata Fudhail. “Sesungguhnya kita ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya,” jawab lelaki itu.
Fudhail bertanya, “Apakah kamu paham arti ucapanmu ‘Aku milik Allah dan akan kembali kepada-Nya?. Siapa yang menyadari bahwa dia adalah hamba milik Allah dan akan kembali kepada-Nya, maka hendaknya dia mengetahui bahwa dia akan berdiri di hadapan Allah pada hari kiamat kelak. Siapa yang mengetahui bahwa dia akan berdiri di hadapan Allah, maka hendaknya dia mengetahui bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya selama di dunia. Siapa yang mengetahui bahwa dia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya, maka hendaknya dia mempersiapkan jawabannya,”.
“Kalau demikian, bagaimana caranya untuk menyelamatkan diri ketika itu?” tanya lelaki itu. “Caranya mudah,” jawab Fudhail. “Apa itu?” lelaki itu bertanya lagi. “Engkau berbuat kebaikan pada sisa umurmu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosamu di masa lalu, karena jika kamu tetap berbuat buruk pada sisa umurmu, kamu akan disiksa pada hari kiamat karena dosa-dosamu di masa lalu dan dosa-dosamu pada sisa umurmu saat ini,” kata Fudhail
Rasulullah saw bersabda: Iringilah keburukan dengan kebaikan. Karena kebaikan akan menghapus keburukan sebelumnya.
Keempat:
Memperbanyak puasa untuk menghapuskan dosa-dosa dari makanan yang haram yang telah di konsumsi.
Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Baik dan Allah tidaklah menerima amalan kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum mukminin sebagaimana perintah-Nya kepada para Rasul. ‘Wahai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ (Al-Mu’minun: 51).
Allah juga berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.’ (Al-Baqarah: 172)
Rasulullah menceritakan keadaan seseorang yang telah lama bepergian, rambutnya kusut penuh dengan debu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke arah langit sembari berdoa, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku,’ padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya juga haram, serta ia dibesarkan dari yang haram. Lantas bagaimana mungkin doa yang ia panjatkan akan dikabulkan?’.”
Seorang yahudi bertanya kepada Rasulullah, apa balasan yang akan didapatkan bagi orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan. Rasulullah saw menjawab bahwa diantara balasannya yang didapat oleh orang yang berpuasa, dihancurkannya sel-sel dan daging dari konsumsi makanan haram yang pernah dimakannya.
Kelima:
Memohon maaf kepada orang yang pernah dizalimi.
Rasulullah saw pernah bertanya kepada para sahabatnya, “Siapakah orang yang bangkrut itu?, sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut adalah orang yang kaya kemudian ia jatuh miskin”. Sahabat yang lain menjawab, “Orang yang bangkrut adalah seorang pengusaha yang tidak laku dagangannya”.
Rasulullah saw kemudian bersabda, “Orang yang bangkrut adalah orang yang dibangkitkan di hari kiamat dengan membanggakan amal ibadahnya yang banyak. Ia datang dengan membawa pahala shalatnya, pahala puasa, pahala zakat, sedekah dan amal lainnya. Tetapi disaat yang sama datang orang yang dulu pernah ia caci maki, pernah ia fitnah, orang yang hartanya pernah ia rampas, orang yang darahnya pernah ia tumpahkan. Oleh karena itu Allah kemudian membagikan amal-amal kebaikannya kepada semua orang yang pernah ia aniaya, sehingga seluruh amal kebaikannya habis. Akan tetapi karena amal kebaikannya habis dan belum mengcover orang yang datang terus meminta pertanggungan jawabnya, maka diambillah dosa dan kesalahan dari orang-orang yang pernah ia aniaya, kemudian dilemparkan kepadanya dan kemudian Allah mencampakkannya ke dalam neraka.
Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang pernah melakukan kezaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia meminta maaf kepadanya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi pada hari kiamat.
Keenam:
Menikmati ketaatan seperti ketika menikmati kemaksiatan.
Umar Bin Khattab sebelum memeluk Islam adalah seseorang yang paling membenci Nabi Muhammad saw. Namun setelah memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat mencintai Islam. Ketika banyak orang menyembunyikan keislamannya setelah memeluk agama Islam, Umar Bin Khattab adalah orang yang paling berani mengumunkan keislamannya secara terang-terangan.
Orang-orang yang diampuni dosanya adalah orang-orang yang ketika mereka telah bertaubat, mereka menikmati taubatnya seperti ketika mereka menikmati maksiat. Ketika saat maksiat mereka senang bermalam-malam di diskotik, maka manakala mereka bertaubat, mereka akan menikmati sholat malam seperti ketika mereka menikmati ke diskotik di malam hari. Ketika sebelum bertaubat senang mencari-cari dan senang menjatuhkan kemuliaan seseorang, maka setelah bertaubat ia berupaya dan senang untuk mempulikasikan kemuliaan seseorang.
Ketika saat maksiat mereka menikmati perbuatan-perbuatan tersebut, maka saat mereka bertaubat mereka sangat menikmati ketaatan seperti ketika menikmati kemaksiatan.