Di hari Sabtu perdana di awal bulan Ramadhan tahun ini, Majelis Tabligh mengadakan kajian shubuh dengan narasumber Ketua PDM Jakarta Selatan melalui zoom meeting. Seperti dikatakan Ust Sukhaemi dan Ust Syaiful Rohim kegiatan kajian shubuh Ramadhan tahun ini adalah momentum komitmen yang baik, semoga setelah ramadhan kegiatan kajian shubuh bisa diteruskan dan dilaksanakan rutin pada hari setiap minggunya.
Kesibukan para pengurus dan anggota yang menyebabkan pengajian secara Luring aktifitas kehadirannya sudah mulai berkurang. Oleh karena itu alternatif kajian secara daring melalui zoom meeting diharapkan bisa menjembatani kehausan para pengurus maupun anggota tentang Informasi dan Tantangan dakwah Muhammadiyah sesungguhnya.
Tema kajian kami ini juga menarik bicara tentang hidup bersama Muhammadiyah. Tidak bisa dipungkiri saat ini banyak pengurus Muhammadiyah bekerja di amal amal usaha Muhammadiyah baik di bidang pendidikan maupun bidang kesehatan. Slogan Kiai Ahmad Dahlan yang sangat populer, hidup hidupi Muhammadiyah jangan mencari hidup di muhammadiyah kembali dipertanyakan banyak kalangan. Apakah slogan tersebut masih cocok pada jaman saat ini, dimana AUM yang terus berkembang harus dikelola secara profesional.
Keberadaan AUM yang terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, disebabkan pelayanan maksimal yang diberikan, sepertinya Muhammadiyah sudah bisa memberikan harapan kalau siapapun bisa hidup bersama Muhammadiyah.
Oleh karena itu Abah Edy Sukardi selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Selatan mengibaratkan hidup bersama Muhammadiyah itu dalam sebuah puisi yang diberi judul ” Jangan Sendirian ” dan inilah puisinya :
Tak enak
kalau sendirian
tak ada teman berbagi
tak ada tempat bertanya
tak ada tempat berbagi kebahagiaan
saat memetik
keberhasilan
tak ada sandaran
untuk melepas kepenatan
Ajaklah istrimu
Ajak anakmu
bawa serta keluarga besarmu
ajak pula karib kerabatmu
Ajak ke mana
Ajak masuk ke persyarikatan
‘Hidup-hidupilah
Muhammadiyah
dan hiduplah bersama
Muhamadiyah’
Terbentang jalan
menuju keabadian
Terbuka gerbang
Jannatun naim
Engkau akan diantar
hingga kegerbang itu
Jangan sendirian
tak sedap itu
Ya ajak mereka
menuai sukses
setelah berpirau
menembus badai
Kok hanya sampai di gerbang
Ya tinggal selangkah lagi
ayunkan langkahmu
masuklah
Fadkhuli fi ibadi
Wadkhuli jannati