Banyak hal yang kita tahu setelah kunjungan ke Osaka University & juga Kyoto Kokusai Junior High School. Dari Miss Mercy yang menerima kami di Osaka University. Untuk siswa sekolah setingkat SD sampai menengah Mereka tidak perlu memilih mau sekolah di mana mereka nanti. Pihak government yang akan menentukan mereka nanti sekolah di mana berdasarkan jarak rumah yang maksimal bisa di tempuh dengan jalan kaki kurang lebih sekitar 7 menit. Bahkan sebelum mereka lulus dari TK sudah tau mereka akan lanjut sekolah SD di mana nantinya.
Salah satu alasan pemerintah Jepang memilihkan sekolah untuk para siswanya karena kontur negara Jepang yang sering terkena gempa, maka akan memudahkan menghubungi para orang tua. Dan orang tua juga tidak di perbolehkan mengantar anak – anaknya ke sekolah, kecuali yang masih usia sekolah TK. Ini bertujuan untuk mengajarkan anak2 agar lebih berani,  mandiri dan survive sendiri tanpa ketergantungan sama orang tuanya.
Sekolah negeri  di sini  juga sangat difasilitasi oleh pemerintah, semua free tanpa biaya yang harus di keluarkan oleh orang tua. Lalu bagaimana dengan sekolah swasta, apakah sama dengan sekolah negeri?. Sekolah swasta di Jepang rata2 berbiaya mahal, bahkan orang Jepang sendiri juga merasa itu cukup  mahal bagi mereka. Untuk SPP perbulan mereka harus membayar sekitar 70.000¥ atau sekitar 7 JT. Ini belum ditambah biaya lain – lainnya. Lalu alasan apa orang tua di sini memilih sekolah swasta?
Sistem pengaturan sekolah di Jepang ternyata juga hampir sama dengan di Indonesia, khususnya di Jakarta. Sekolah negeri di Jepang juga terkadang tidak bisa menampung seluruh masyarakat yang wilayah domisilinya dekat dengan sekolah negeri tersebut, sehingga kadang – kadang ada siswa yang mendapatkan sekolah yang jarak rumahnya agak jauh dari sekolah. Hal inilah yang membuat orang tua siswa kadang lebih memilih sekolah swasta yang lebih dekat dengan rumah tinggalnya. Atau sebagian orang tua memang menginginkan anak – anaknya sekolah di swasta yang memiliki kurikulum  yang lebih bagus daripada sekolah pemerintah. Padahal kurikulum dari pemerintah yang telah diterapkan di sekolah negeri juga sudah cukup bagus. (Thanks to Miss Mercy, for your detail information about school in Osaka and Kyoto)
Sekolah di Jepang khususnya yang kita kunjungi yaitu Kyoto Kokusai Junior High School atau sekolah Internasional Japan – Korea dimulai pukul 08.30 dan selesai pukul 15.00 lebih singkat dibanding sekolah kita di Jakarta. Dan ketika mereka bertanya sekolah di Indonesia mulai jam berapa, mereka kaget begitu saya jawab mulai jam 06.30. Dan mereka pun bertanya lagi, lalu jam berapa kalian bangun pagi untuk berangkat ke sekolah?  Masih dengan ekspresi kaget plus heran dengan penjelasan  saya jam berapa kami biasa memulai aktifitas di pagi hari.
Di Kyoto Kokusai Junior High School ini merupakan  Internasional School Japan Korea atau sekolah swasta. Dalam bayangan saya pasti siswa – siswanya sudah mahir berbahasa Inggris & Korea. Tapi ternyata bahasa pengantar mereka tetap bahasa Jepang, meskipun mereka juga punya guru Bahasa Inggris seorang native speaker dari Canada. Agak kesulitan bagi siswa – siswi  kami ketika sedang melakukan aktivitas yang harus berinteraksi langsung antar siswa Indo – Japan. Meraka harus didampingi terus oleh guru bahasa Inggris  sebagai translatornya. Dan ketika melihat siswa siswi kita sudah lancar dalam bahasa Inggris, mereka juga cukup kaget dan bertanya lagi, sejak kelas berapa mereka belajar B. Inggris ?
Dari percakapan singkat saya dengan siswa dan guru di Kyoto Kokusai JHS ini, ada beberapa hal menarik menurut saya. Ternyata mereka sangat menjunjung tinggi bahasa & budaya mereka sendiri. Mereka lebih mencintai bahasa mereka sendiri, terbukti dengan keseharian mereka, meskipun sekolah Internasional, mereka tetap menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran mereka sehari – hari. Mereka juga cukup mandiri dengan berangkat – pulang sekolah setiap hari menggunakan transportasi umum yaitu kereta. Waktu belajar mereka juga lebih singkat dibandingkan dengan waktu belajar di sekolah kita. Mereka juga mendapatkan libur di setiap pergantian musim. Dan nyatanya dengan waktu belajar yang lebih singkat, Jepang tetap  mampu melahirkan para ahli dalam menciptakan teknologi2 baru di bidang apapun. Sektor pertanian, perindustrian, pendidikan, dan teknologi di Jepang sangat  berkembang pesat. Jadi, apalagi yang mesti bisa kita ATM kan dari negara Matahari Terbit ini, mari kawan – kawan setelah ini kita fikirkan bersama  sebagai PR di masa mendatang!!!
Then, what will we do in our schools to prepare our students to become intelligent students and ready to advance our beloved nation.
On the way after school visit
Kyoto Kokusai JHS
Cholis Mu’arifah
Kepala SMP Muh 9 Jakarta
Share the Post:

Related Posts