Sejarah

Muhammadiyah
Jakarta Selatan

Berawal dari Muhammadiyah Cabang Betawi

Muhammadiyah Cabang Betawi yang menjadi cikal bakalnya Muhammadiyah Jakarta Raya, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan didirikan pada tahun 1921. Karena tertarik oleh K.H. Achmad Dahlan yang pada suatu waktu berkunjung di Jakarta maka tergeraklah hati saudara-saudara Kartosudarmo, Suwito, Sardjono, Wirdjosardjono, dan lain lain untuk mendirikan Muhammadiyah.

Cabang Baru Berdiri

Cabang-cabang baru yaitu Bendungan (sekarang Tebet), Kebayoran Baru, Tanjung Grogol berdiri, sehingga menjadi 5 cabang di Jakarta Raya pada masa itu. Sekolahnya juga maju pesat.

Setelah Muktamar

Muktamar Muhammadiyah Ke-34 di Jogjakarta, yaitu dalam dua tahun terakhir ini, Enam Cabang Baru telah berdiri; yaitu Bendungan Hilir, Ciputat, Jakarta Kota, Tangerang dan Salemba, sehingga menjadi 10 Cabang seluruhnya.

Setelah Merdeka

Muhammadiyah Jakarta setelah Indonesia Merdeka yang semula terdiri hanya Cabang Jakarta, berkembang menjadi 5 Cabang yang membawahi 43 Ranting

Cabang Baru

Cabang Jakarta (22 Ranting), Cabang Kebayoran (6 Ranting), Cabang Tanah Abang (11 Ranting), Cabang Tanjung Grogol (3 Ranting), Cabang Tebet (1 Ranting)

Daerah Jakarta Selatan Membawahi 10 Cabang

Yaitu Cabang Tebet Timur, Kebayoran Baru, Bukti Duri, Cipedak Pasar Minggu, Kebayoran Timur, Setiabudi Karet, Pasar Rumput, Kebayoran Lama, Pasar Minggu, Tebet Barat

Akhirnya

Sesuai AD/ART Muhammadiyah serta inisiasi dari beberapa tokoh Muhammadiyah dan dorongan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta maka dibentuklah kepengurusan Muhammadiyah di tingkat Daerah Jakarta Selatan

Susunan Pertama

Susunan pengurus Muhammadiyah Daerah Jakarta Selatan berdasarkan SK PP No. I.148/PD/78.81 tertanggal 06 Oktober 1979 adalah sebagai berikut : H. Nur Hasan Akhfasy, Ahmad Rafani Rudin, Ilham Hamidi, SH, Drs. Yusuf Nazar, Asep Warullah Wahana, BA., Drs. Abdul Manaf, Zulkifli Mahmud, Mohammad Fuas AS, Sutisna, Daud Afifi BA, Drs. Djasli

Ketua Pertama

Sebagai Ketua Ditetapkan : H. Nur Hasan Akhfasy