Jakselmu.id | Jakarta. – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, sekaligus pula dalam rangka memperingati hari BerMuhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta menggelar hari BerMuhammadiyah di Gedung Ir. H. Djuanda Jl. Kramat Raya No. 49 Jakarta Pusat Ahad, (04/08/24).
Adapun tema yang diusung dalam hari BerMuhammadiyah di PWM kali ini adalah, “Keterlibatkan Tokoh-Tokoh Muhammadiyah Dalam Memperjuangkan Indonesia Merdeka”
Sedangkan sebagai pembicara atau sebagai narasumbernya adalah Prof. Dr. H. Din Syamsudin, Phd. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) periode 2005-2015.
Saat memberikan paparannya, Prof. Din bercerita tentang banyaknya Tokoh-Tokoh Muhammadiyah yang ikut serta berjuang dalam rangka merebut Kemerdekaan dari tangan penjajah.
“Ada Ir. H. Djuanda, Ruslan Abdul Gani, Otto Iskandar Dinata, Mr. Kasman Singodimedjo, Abdul Kahar Muzakir dan lain-lain,” tutur Prof. Din.
Saat berjuang untuk memperoleh kemerdekaan, lanjut Prof. Din ada 3 proses penegakkan kedaulatan yang dilaksanakan, Yang Pertama, pada tanggal 28 Oktober 1928 yaitu pada saat Sumpah Pemuda di bacakan, dimana ada ikrar kesatuan dalam budaya yang dicetuskan.
“Yang Kedua, adalah pada tanggal 17 Agustus 1945, saat Proklamasi Kemerdekaan di umumkan, yang mana itu merupakan kegiatan politik yang bertujuan untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia sudah merdeka,” ujar Prof. Din.
“Dan yang ketiga atau yang terakhir adalah pada tanggal 13 Desember 1959 sebagai tonggak teritorial, dimana pada tanggal tersebut seluruh teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diakui secara utuh oleh Dunia Internasional,” ucap Prof. Din.
“Meskipun banyak Tokoh-Tokoh Muhammadiyah seperti Ir. Soekarno, H.M.Soeharto, Adam Malik dan lain-lain mengukir sejarah perjuangan dalam merebut kemerdekaan Indonesia, namun warga Muhammadiyah tidak boleh terjebak dalam romantika
sejarah,” tegas Prof. Din.
“Warga Muhammadiyah harus kreatif dalam menciptakan sejarah, harus bertindak dan berkelakuan secara Amar Ma’ruf Nahi Munkar, saat jadi Negarawan, Politisi, Ekonom, dan sebagainya,” terang Prof. Din.
“Lahirkan Djuanda-Djuanda baru sebagai penerus perjuangan Tokoh-Tokoh Muhammadiyah terdahulu, dalam mengisi Kemerdekaan ini,” tutup Prof. Dr. H. Din Syamsudin, Phd. dengan penuh senyuman seraya melirik ke Cucu Ir. Djuanda yang ada duduk didepan.
(Wan)