Jakselmu.id | Jakarta. – Dalam rangka melaksanakan Malam Bina Ilmu dan Taqwa (Mabit) sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebayoran Baru Jakarta Selatan mengadakan kajian tentang bagaimana meneladani akhlak dari Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Acara Mabit ini berlangsung di Masjid At-Taqwa Kompleks Perguruan Muhammadiyah Limau-Bendi School (LBS) Kebayoran Baru Jakarta Selatan hari Jum’at dan Sabtu, (27-28/09/24).
Adapun sebagai narasumber atau pembicaea yang memberikan tausiyahnya adalah, Ustadz Abdurrahman Wahid, M.Pd yang juga sebagai Wakil Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Selatan.
“Ketika kita berbicara Maulid Nabi maka kita harus berbicara pula tentang akhlaknya bukan fisiknya, sebab kalau kita berbicara fisiknya maka akan berbedalah kita dengan Rasulullah SAW,” tutur Ustad Wahid.
Oleh karena itu, tambah Ustad Wahid karena kita berbeda Suku, Bangsa dan Ras dengan beliau, naka otomatis tinggi, postur, rupa, kulit, rambut dan yang lainnya sudah pasti tidaklah sama dan akan menjadi sulit bagi kita untuk menyerupainya.
“Adapun keteladanan dari Rasulullah SAW yang Pertama adalah, Menjadikan rumah kita seperti rumahnya Rasul yakni Rumahku adalah Surgaku atau Baitul Jannah,” terang Ustadz Wahid.
Caranya adalah, lanjut Ustadz Wahid dengan selalu mengucapkan salam ketika akan memasuki rumah, ada tempat khusus untuk melakukan shalat sunnah dirumah, bertegur sapa serta saling memandang saat ngobrol dengan pasangan, dan pintu rumah selalu terbuka bagi orang yang akan datang berkunjung.
“Selanjutnya, Surga atau Jannah yang Kedua adalah, “Hadirkan Jannah di Majelis-majelis ilmu” bukan hanya saat di Pengajian saja, namun hadirkan pula di sekolah maupun dirumah, saat kita mendidk dan mengajar di sekolah, begitu pula pada saat kita ngobrol, berbicara,
berdialog, berdikusi, serta bermusyawarah, dirumah,” jelas Ustadz Wahid.
“Selalu membuka setiap pertemuan majelis Ilmu di rumah dan sekolah dengan ucapan Basmalah, kalimat tauhid dan shalawat, lalu menutupnya dengan ucapan Hamdalah serta do’a majelis,” ujar Ustadz Wahid.
“Jadi yang menjadi Sunnah itu bukan fisiknya namun akhlaknya, bicara tentang Maulid kita bicara tentang akhlak, pengikut Nabi adalah yang mengikuti keteladanannya dan bukan hanya pada slogan semata, tapi mengikuti beliau pada saat sedang makan, tidur, mandi dan yang lainnya,” tutup Ustadz Abdurrahman Wahid, M.pd.
(Wan)