oleh : Hizalman Sabri’ (Penulis adalah Wakil Ketua Bidang Ekonomi dan Koperasi PRM Pondok Labu Jakarta Selatan)

Judul diatas bukanlah dimaksudkan dengan Monosodium Glutamat yang biasanya digunakan untuk penyedap rasa masakan dan apabila dimakan berlebihan akan menjadi toxic bagi tubuh. MSG yang satu ini adalah Makan Siang Gratis, juga akan menyebabkan toxic bagi Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara mendatang atau APBN karena memerlukan biaya yang besar sekitar 450 triliun

Makan siang gratis ( MSG ) adalah janji kampanye pasangan Prabowo-Gibran pada beberapa waktu yang lalu dan karena pasangan tsb telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada hari Rabu tanggal 20 Maret 2024 sebagai Presiden terpilih maka sebagai konsekuensinya pasangan tsb harus memenuhi janjinya kecuali hanya sebatas janji dengan kata lain janji tsb akan dilupakan setelah terpilih

Kita berpikir positif janji tsb akan dipenuhi maka pasangan Presiden terpilih akan mendaki jalan yang terjal dimana di kiri-kanan jalan ada jurang yang menganga. Setidaknya ada jalan mendaki yang harus dilalui yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) dan Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Kita tahu bahwa anggaran pemerintah sangatlah terbatas, garis besarnya bahwa APBN telah habis terbagi untuk beberapa pos yang tidak mungkin ditunda seperti anggaran untuk pendidikan, Belanja Pegawai dll Estimasi Pendapatan Negara dalam APBN 2024 sebesar Rp2.802,3 triliun, dengan sumber terbesar dari dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.309,9 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 492 triliun.

Belanja negara dalam APBN Tahun 2024 direncanakan sebesar Rp3.325,1 triliun, dengan alokasi terbesar untuk Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2.467,5 triliun, serta Transfer ke Daerah sebesar Rp 857,6 triliun. Adapun belanja prioritas 2024 antara lain pendidikan Rp 665 triliun, Perlindungan Sosial Rp 496,8 triliun, Kesehatan Rp 187,5 triliun, infrastruktur Rp423,4 triliun, Ketahanan Pangan Rp114,3 triliun, Hukum dan Hankam Rp 331,9 triliun serta IKN Rp40,6 triliun. Total 2.259,2 triliun

Defisit APBN tahun 2024 telah disepakati oleh DPR RI sebesar 2,29 persen dari PDB atau secara nominal 522,8 Triliun. Diperkirakan postur APBN 2025 tidak akan berbeda jauh berbeda dengan APBN 2024 kecuali ada penambahan Makan Siang Gratis (MSG) yang diperkirakan Rp 450 triliun per tahun untuk 82,9 juta anak sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia namun pada tahun pertama direncanakan program makan siang dan susu gratis itu memerlukan dana sebesar Rp120 triliun dan salah satunya bersumber dari refocusing anggaran. Hal ini disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Qatar Economic Forum (14-16 Mei 2024 ) di Doha, Qatar, menurut Prabowo, timnya sudah melakukan perhitungan. Dana untuk membiayai program MSG akan diambil dari refocusing anggaran. Nantinya, program yang tidak penting akan diundur dan dananya dialihkan ke makan siang dan susu gratis. “Kami menghitung bahwa ini adalah masalah memfokuskan kembali dan mengurangi alokasi untuk kegiatan yang tidak penting. Jadi ini soal efisiensi, tata kelola yang baik, administrasi yang baik, manajemen yang baik,” jelasnya (CNN Indonesia Kamis, 16 Mei 2024)

Dengan sumber pendapatan negara yang terbatas maka defisit APBN 2025 tidak akan terhindarkan, berdasarkan hal tsb Pemerintah akan mematok rentang defisit antara 2,4 persen hingga 2,8 persen melebihi defisit anggaran APBN 2024 yaitu sebesar 2.29 persennamun masih dibawah ketentuan yaitu maksimal 3 persen dari Produk Domestik Bruto ( PDB )

Dengan demikian ada peluang untuk membiayai MSG dengan menambah utang dari luar negeri atau dalam negeri. Selama ini Indonesia mendapat utang dari China namun mendapat banyak kritik karena China memberikan utang dengan persyaratan yang tidak menguntungkan seperti pembangunan suatu proyek harus menggunakan tenaga kerja atau teknologi dari Cina namun ada yang lebih mengkhawatirkan yaitu jebakan hutang seperti

yang dialami Laos saat ini yaitu sebuah skenario di mana Beijing akan menyita aset-aset infrastruktur yang berharga di Laos – jika negara tersebut mengalami gagal bayar atau tidak mampu membayar tepat waktu. Laos meminjam miliaran dolar dari pemerintahan Presiden Xi Jinping untuk membiayai jalur kereta api, jalan raya, dan bendungan pembangkit listrik tenaga air, sehingga menghabiskan cadangan devisa negara tersebut.

Dikombinasikan dengan kenaikan harga pangan dan bahan bakar di seluruh dunia, ditambah krisis mata uang – kip Laos telah terdepresiasi hingga mencapai rekor terendah terhadap dolar AS, sehingga memicu melonjaknya inflasi. Negara ini dikhawatirkan akan berada di ambang kehancuran ekonomi jika krisis ekonomi tidak terkendali ( CNBC Indonesia, 10 November 2023 )

Bagi Indonesia alternatif lain adalah dengan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) dengan suku bunga yang memikat yaitu sekitar 6.7 persen. Memikat karena kalau melihat suku bunga simpanan bank (Giro, Tabungan dan Deposito) berada dibawah 6 persen misalnya suku bunga Giro di BRI berkisar 0 sd 2 persen, Simpanan antara 0 sd 1.9 persen dan Deposito berkisar antara 3 sd 3.75 persen sehingga gabungan dari simpanan-simpanan tersebut akan mendapatkan suku bunga dibawah suku bunga tertinggi (3.75 persen) sebutlah 3 persen maka apabila dana dari simpanan-simpanan tersebut digunakan untuk membeli SBN maka ada selisih keuntungan sebesar 3.7 persen. Tidak heran banyak masyarakat atau korporasi ( termasuk Bank ) berbondong-bondong membeli SBN sehingga likuiditas di masyarakat berkurang dan menjadi sorotan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu ( CNBC Indonesia, 30 Nov 2023 )

Tidak sepenuhnya dapat disalahkan apabila pihak perbankan atau masyarakat ramai-ramai membeli SBU sebab perhitungannya sangatlah rasional. Bagi masyarakat lebih baik membeli SBU karena suku bunganya jauh lebih tinggi ketimbang menyimpan di bank, belum lagi risiko kehilangan dana karena moral hazard dari oknum petugas bank sedangkan bagi perbankan lebih menguntungkan membeli SBU daripada menyalurkan kredit yang sudah pasti mempunyai resiko berupa kredit macet. Di tengah situasi global saat ini yang belum kondusif dimana masih berkecamuknya perang Rusia dengan Ukraina, ketegangan di Timur

Tengah antara Israel dengan Palestina. Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dan pejabat-pejabat tinggi lainnya diduga keras dilakukan oleh Israel sebagai balasan terhadap serangan Iran terhadap Israel, belum lagi ketegangan yang terjadi antara Cina dengan Taiwan. Akibatnya lain kurang/tidak menyalurkan kredit adalah dunia usaha akan kesulitan untuk melakukan ekspansi karena ketiadaan likuiditas dan efek berantai lainnya adalah dunia usaha tidak bisa menyerap tenaga kerja atau pengangguran meningkat sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi tersendat

Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah

Menurut Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan-Ditjen PKH (2020), populasi sapi perah di Indonesia tahun 2020 sebanyak 568.265 ekor dengan jumlah produksi susu sebanyak 946.912 ton. Ketersediaan susu dalam negeri sebanyak 79,93% dipasok dari susu impor, sementara itu susu sapi dalam negeri hanya memberikan berkontribusi sebesar 20,07% (Badan Pusat Statistik dan Badan Ketahanan Pangan Kementan, 2015). Hal ini membuktikan bahwa konsumsi susu masyarakat Indonesia masih belum dapat dipenuhi dari produksi susu dalam negeri. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan MSG 80 juta pelajar Indonesia khususnya susu tidak terelakan untuk melakukan impor susu atau mendatangkan sapi perah khususnya Friesian Holstein ( FH ) Untuk mendapatkan susu bagi sekitar 80 juta pelajar Indonesia diperlukan 2.2 juta sd 2.5 juta ekor sapi penghasil susu

Ada beberapa jenis sapi penghasil susu namun Friesian Holstein ( FH ) dari Belanda adalah pilihan terbaik mengingat produksi susunya bisa mencapai 15 sd 20 liter perhari, siklus laktasi berkisar 4.000 – 6.000 liter setiap tahunnya namun di Indonesia -karena berbagai sebab- produksi susu sapi FH berkisar antara 3.000 – 4.000 liter dalam satu masa laktasi dan menghasilkan sekitar 10 – 12 liter/ekor/hari. Sampai saat ini sapi perah asli Indonesia tidak/belum ada namun di daerah Grati, Pasuruan, Jawa Timur ada sapi lokal Peranakan Friesian Holstein ( PFH ) merupakan hasil persilangan sapi Friesian Holstein ( FH ) dari Belanda dengan sapi betina lokal (sapi Jawa atau Madura) disebut juga sapi grati, rata-rata sapi PFH menghasilkan sekitar 10 liter per hari atau sekitar 3.000 liter per laktasi. Produksi ini lebih rendah dibandingkan sapi FH

Selain FH ada beberapa jenis sapi lainnya yang menghasilkan susu namun produksinya dibawah FH seperti Jersey berasal dari Jersey Inggris, produksi susunya 5 hingga 7 liter perhari atau memproduksi susu hingga 2200 liter setiap tahunnya. Ada juga Milking Shorthorn, Brown Swiss dll

Banyak faktor lain yang mempengaruhi produktivitas susu sapi perah namun pada kesempatan ini hanya beberapa yang dibahas seperti : Pakan dan Nutrisi, Kondisi Lingkungan, Manajemen Pemeliharaan

  1. Pakan dan Nutrisi

Makanan sapi perah terdiri rumput atau hijauan, kualitas makanan akan mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan, terutama kadar lemaknya. Umumnya hijauan yang diberikan adalah rumput gajah, rumput benggala, rumput setaria, daun turi dan daun lamtoro. Pemberian hijauan sebaiknya dilakukan setelah pemerahan agar tidak mempengaruhi kualitas air susu.

Di samping pemberian hijauan sapi perah perlu diberi makanan konsentrat yang berguna untuk tambahan energi dan protein yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan produksi, yang tidak dapat dipenuhi oleh hijauan

Konsentrat merupakan campuran dari beberapa bahan pakan, seperti bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, dedak halus, tepung jagung,garam dapur, kapur dan tepung tulang. Pemberian konsentrat pada sapi perah tergantung pada berat badan dan tingkat produksi susunya.

  1. Kondisi Lingkungan

Lokasi peternakan sapi perah umumnya berada di dataran tinggi yang berhawa dingin dan sejuk dengan suhu berkisar 13-25 derajat Celcius serta mempunyai kelembaban yang tinggi karena suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah menyebabkan sapi menjadi stress dan pada akhirnya mempengaruhi produktivitas. Hal ini dapat dipahami karena sapi FH berasal dari lingkungan subtropis (Belanda), suhunya lebih rendah dibandingkan daerah tropis seperti Indonesia.

Suhu lingkungan yang ideal bagi ternak sapi perah adalah 15,5 derajat Celcius karena pada kondisi suhu tersebut pencapaian produksi susu dapat optimal. Suhu kritis untuk ternak sapi perah FH adalah 27 derajat Celcius. Ternak sapi perah FH yang berasal dari Eropa akan berproduksi optimal apabila kondisi suhu lingkungan berkisar 10 derajat Celcius sampai dengan 21 derajat Celcius (Hadisutanto, 2008). Sehingga suhu lingkungan untuk ternak sapi FH perlu diperhatikan. Daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai suhu yang cocok untuk sapi perah antara lain Garut, Pangalengan, dan Lembang (Jawa Barat), serta Batu, Pujon, dan Nongkojajar di Jawa Timur, daerah ini merupakan konsentrasi usaha sapi perah yang relatif padat.

Berdasarkan data dari UPLAND Project ( 27 Juni 2023 ), luas dataran tinggi di Indonesia berkisar 6,8 juta hektar, apabila digunakan untuk 2.5 juta ekor sapi perah maka seekor sapi perah dapat menggunakan lahan 2,72 hektar. Suatu luasan yang sangat menunjang karena digunakan selain untuk kandang juga tanaman rerumputan. Sapi yang dipelihara di dalam

kandang akan menghasilkan susu lebih tinggi dibandingkan sapi yang dipelihara diluar kandang

  1. Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah

Meliputi manajemen pemeliharaan pedet, pemeliharaan sapi dara, pemeliharaan sapi laktasi, pemeliharaan sapi bunting.

Perawatan pada periode pertumbuhan ini sangat penting dalam manajemen sapi perah karena dengan perawatan sedini mungkin mulai pada periode pertumbuhan, maka produksi susu yang baik dan optimal akan tercapai saat periode sapi laktasi. Produksi yang baik dan optimal akan tercapai bilamana sapi tersebut memiliki kondisi tubuh yang sehat, kaki kuat, perkembangan ambing yang baik dan kemampuan makan sapi yang baik juga.

Pada saat lahir Pedet betina rata-rata memiliki bobot sekitar 35 kg dengan bulu yang mengkilap dan tubuh yang sehat. Setelah lahir perlu segera diberikan kolostrum yang dilakukan secepat mungkin yaitu dalam waktu kurang antara 1 jam sd 1.5 jam setelah lahir karena kolostrum efektif menyediakan zat antibodi bagi pedet untuk melindungi pedet yang dari infeksi, zat antibodi pada kolostrum ini sangat mudah diserap oleh tubuh pedet yang baru lahir.

Kolostrum adalah susu yang pertama kali keluar setelah kelahiran anak sapi (pedet) dan , wajib diberikan pada kesempatan pertama apabila diberikan setelah 24 jam sejak kelahiran maka hal itu tersebut tidak akan banyak memberikan manfaat bagi pedet tersebut.

Pemeliharaan sapi dara dilakukan dari mulai pedet lepas sapih hingga siap kawin dan bunting. Kemampuan sapi dara dalam melahirkan anak serta berproduksi sangat dipengaruhi oleh cara pemeliharaan dan pemberian makanannya. Seringkali pemeliharaan anak-anak sapi setelah tidak disusui diabaikan sehingga pertumbuhan sapi-sapi dara tidak memuaskan. Karena sapi masih dalam masa pertumbuhan (sampai 4-5 tahun) maka jeleknya pemeliharaan ini antara lain dapat berakibat kontet, umur beranak pertama lambat, produksi susunya di kemudian hari akan mengecewakan.

– Pemeliharaan Sapi Laktasi

Sapi laktasi adalah sapi yang sedang memproduksi susu biasanya sapi mulai memproduksi susu setelah melahirkan. Sapi laktasi akan menghasilkan produksi yang optimal apabila dipelihara secara baik dan tepat. Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh faktor genetik sebesar 30% dan faktor lingkungan sebesar 70%. Kesalahan dalam pemeliharaan induk laktasi akan mengakibatkan turunnya produksi serta mudah terjangkit penyakit. Penanganan induk laktasi dilakukan untuk menjaga agar produksi susu tetap optimal.

Untuk mengatur budidaya sapi perah Menteri Pertanian telah mengeluarkan SK Menteri Pertanian No. 422/Kpts/OT 210/07/2001 tgl 20 Juli 2001 tentang “Pedoman Budidaya Ternak Sapi Perah Yang Baik ( Good Farming Practice ).

Dikutip dari bahan ajar “Merawat Induk Bunting” Kementerian Pertanian Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang 2019 sebagai berikut :

Kebuntingan adalah suatu kondisi fisiologis ternak betina yang dimulai pada saat terjadinya konsepsi sampai dengan partus atau kelahiran. Setelah induk sapi diketahui bunting, bukan berarti dapat dibiarkan begitu saja dengan perawatan seadanya hingga beranak. Agar dapat menghasilkan pedet dengan kualitas yang baik maka selama kebuntingan kondisi induk harus dijaga agar jangan sampai terjadi keguguran, pedet lahir terlalu kecil atau terlalu besar. Acap kali peternak tidak mengindahkan hal tersebut, peternak memperlakukan induk bunting sama dengan sapi sapi yang lain.

Sapi yang bunting hendaknya dipelihara dalam kandang yang terpisah dengan sapi lain dan juga dengan pejantan. Untuk merawat sapi yang sedang bunting perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

a.  Kandang

Segera setelah induk diketahui bunting pisahkan dari sapi pejantan hal ini untuk mengurangi resiko diseruduk oleh pejantan, seperti kita ketahui bahwa pejantan cenderung lebih agresif dibanding sapi induk. Induk bunting muda dikumpulkan menjadi satu koloni, ataupun ditempatkan dalam kandang individu. Setelah mendekati beranak sebaiknya induk ditempatkan dalam kandang beranak yang lebih luas sehingga memberikan ruang gerak untuk mencari posisi nyaman saat hendak beranak.

Kandang harus dijaga kebersihannya dan dijaga tetap kering, hal ini untuk mencegah induk sakit baik diakibatkan oleh patogen, maupun gangguan metabolisme.

b.  Pakan

Pada masa awal kebuntingan tingkat kebutuhan nutrisi induk tidak berbeda jauh dengan sapi tidak bunting, sehingga pemberian pakannya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Akan tetapi pada bulan ketiga dan seterusnya karena pertumbuhan fetus semakin cepat maka kebutuhan nutrisi induk juga meningkat, perlu dipertimbangkan pemberian konsentrat yang mengandung energi dan protein tinggi dan juga pemberian multivitamin.

Pemberian pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup ini selain untuk perkembangan fetus/ janin juga berfungsi untuk pembentukan cadangan lemak dan protein dalam tubuh induk untuk persiapan masa menyusui. Pada fase akhir kebuntingan pemberian pakan harus diperhatikan jangan sampai induk terlalu gemuk sehingga akan mengalami kesulitan sewaktu melahirkan.

c.  Exercise

Pada sapi bunting untuk memperkuat otot otot perut sehingga memudahkan ketika melahirkan. Setidaknya seekor sapi bunting memerlukan exercise/gerak badan 1 – 2 jam, selain untuk penguatan otot sapi juga akan terkena sinar matahari yang akan mengaktifkan provitamin D menjadi vitamin D yang sangat berperan dalam proses pembentukan tulang fetus yang dikandung.

Menyadari bahwa penyediaan susu bagi para pelajar membutuhkan waktu dan keterbatasan anggaran, Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto mengoreksi MSG menjadi makan bergizi gratis karena banyak anak-anak sekolah yang masuk pagi terutama dikota-kota besar seperti Jakarta dan pulang pada siang hari sehingga pemberian MSG pada siang hari

tidak akan efektif karena anak sekolah sudah pulang. Apalagi ada sebuah ungkapan dari ahli gizi asal AS yaitu Daisie Adelle Davis “Eat Breakfast Like A King, Lunch Like A Prince, And Dinner Like A Pauper” artinya Sarapan layaknya seorang raja, Makan siang layaknya seorang pangeran dan Makan malam layaknya orang miskin

Sarapan layaknya seorang raja diartikan bahwa kita harus sarapan dengan porsi banyak. Sarapan merupakan makanan pertama yang kita konsumsi setelah beristirahat di malam hari, hal tersebut perlu dilakukan untuk mengisi glukosa yang telah berkurang dalam darah akibat metabolisme pada waktu sebelumnya. Glukosa penting untuk otak dan sebagai sumber energi sepanjang hari. Jika kita melewatkan sarapan, gula dalam diri kita akan akan semakin berkurang sehingga akan menurunkan produktivitas dalam beraktivitas sepanjang hari.

Dengan makan bergizi gratis yang dilakukan pada pagi hari selain menambah glukosa dalam darah juga penyediaan komponen makanan bergizi m akan lebih lebih mudah dan murah (tidak perlu impor) karena makanan bergizi di Indonesia banyak ragamnya seperti telur, ikan, daging ayam dll. Keuntungan lainnya dapat mengembalikan makanan pokok dari beberapa daerah di Indonesia yang bukan beras seperti di Papua dan Maluku makanan pokoknya adalah Papeda atau Bubur Sagu sedangkan di Pulau Madura umumnya makanan pokoknya adalah Jagung. Dengan demikian makan bergizi gratis selain akan meningkatkan gizi anak sekolah juga akan meningkatkan ketahanan pangan karena adanya diversifikasi makanan pokok.

oleh : Hizalman Sabri’

Penulis adalah Wakil Ketua Bidang Ekonomi dan Koperasi PRM Pondok Labu Jakarta Selatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *